Drama ini dibuat oleh sendiri berhubung ada ujian praktek bahasa indonesia jadi drma ini disusun oleh kelompok kami yakni kelompok 4 dari kelas XI IPA1 :) Drama ini juga ada plesetannya sedikit agak alay jugasih biar si penonton tidak jenuh menonton ya maklum lah kelas kami ini orangnya pada humoris :D HaHaHa
langsung saja .. ini adalah naskahnya
dengan tokoh kami sendiri yaitu :
>Ridwan Nurdiansyah K sebagai Mr.Daendels
>Nima Maudina S sebagai Raflesia Arloji Daendels (istri Mr.Daendels)
>Andi Mawardi sebagai Abah (orang Indonesia yang dijajah)
>Kristiana sebagai Ambu (istri abah)
>Melqi Adzima sebagai Pendekar Walang Sangit (pembela negara indonesia)
dengan judul :
Walanda Oh Walanda :D
Adegan 1
(di sebuah desa yang sangat damai nan indah hiduplah seorang petani yang sedang menanam padi di sawah dan ambu pun dari kejauhan berteriak sambil membawa makan buat abah )
Ambu : abaaah abaaahh makan dulu sudah siang ambu bawakan makanan kesukaan abah nihh
Abah : eleuh eleuhh si ambu kenapa teriah teriak begituh malu-maluin sajah
Ambu : abaahh cepetan nih
Abah : iya ambu sebentar lagi tanggung nih (sambil mencangkul sawah miliknya)
(abah pun menghampiri ambu di saung )
Ambu : ini abah ambu ambilkan makana kesukaan abah pete sama sambel (abah pun memakannya)
Abah : mmm makanan ambu senak seukali
Ambu : hah ? cius ? miapah ? :D
Abah : miawooohhh
Ambu : aduh si abah jangan pake kuah bau beud :D
(kemudian Mr.Daendels pun datang bersama istrinya menghampiri mereka)
Mr.Daendels : permisyi permisyi (logat berbicara agak cadel)
Ambu : mereka bilang apa abah ?
Abah : minta nasi kali ambu
(ambu pun memberi Mr.Daendels sepiring nasi )
Mr.Daendels : what is the maksud ?
Abah : katanya tadi mister minta nasi
Mr.Daendels : no no no maksud saya permisyi (logat cadel)
Abah & Ambu : ooohhh permisi
Mr.Daendels : (sambil melihat pesawahan mereka ) saya lihat sawah kalian bagus sekali dan sangat subur tapi saya bisa membuat lebih dari ini
Abah : benarkah ? tapi bagaimana caranya mister ?
Mr.Daendels : yaaa nanti istri saya yang akan menjelaskannya .. darling tolong jelaskan
Raflesia : (berbicara dengan logat cadel khasnya)perkenal kan perkenalkan nama saya raflesia arloji daendels istri dari mr.daendels.
Ambu : hah delan pedes ?
Raflesia : no no no tapi daendels.
Abah : Daendels ambuuuu ..
Ambu : ohh deandels kirain teh delan pedes ..
Raflesia : oke begini.. saya akan menawarkan kerja sama dengan kalian nanti saya akan kasih modal untuk kalian belikan bibit-bibit unggul yang mahal di pasaran nanti hasilnya kita bagi menjadi dua .. begitukan darling ?
Mr.Daendels : yahh kira-kira begitu .. bagaimana kalian tertarik ?
Abah : bagaimana ambu ?
Ambu : ambu mah terserah abah sajah
Abah : yasudah kami setuju .
Mr.Daendels : oke dan kalian harus mendatangani surat perjanjian ini (sambil memberikan surat)
Raflesia : dan kalian juga harus mematuhi peraturan yang ada di surat itu .. kalian mengerti ?
Abah : yes istri mister (sambil mendatangani surat perjanjian)
Adegan 2
(Mr.Daendels dan istrinya kembali kerumahnya dengan hati yang sangat gembira karena mereka telah berhasil membodohi rakyat indonesia itu)
Mr.Daendels : yeaahh kita berhasil membodohi kita dan sebentar lagi kita akan menjadi kaya darling
Raflesia : yaa rakyat indonesia memang sangat bodoh sekali HaHaHa (sambil ketawa kegirangan)
(mereka pun bersulang atas kemenangan mereka... dan tiba-tiba pendekar walang sangit mendengar pembicaraan mereka )
Pendekar walang sangit : hah apa itu tidak salah ? saya harus segera memberi tahu rakyat indonesia
(lalu pendekar walang sangit pun terjatuh)
Raflesia : apa itu ? jangan-jangan penyusup.darling tolong cek (sambil memberikan pistol kpd Daendels)
Mr.Daendels : (Daendels pun mengeceknya ke pintu sambil membawa pistol) siaapaahh ?
Pendekar walang sangit : kuucinggg
Mr.Daendels : oh kucing yasudahlah .. uppss ko kucing bisa ngomong yah ?
Pendekar walang sangit : meongg meongg meongg
Adegan 3
(pendekar walang sangit pun segera memberitahu kepada abah dan ambu setiba di rumah merekaa .....)
Pendekar walang sangit : assalamualaikummm
Abah & ambu : wa'alaikum salam .. siapa kamu ?
Pendekar walang sangit : saya pendekar walang sangit
Ambu : hah pendekar walang sangit ? seperti hama tanaman kita saja ya bah (sambil menengok ke abah )
duduk duduk .. ada perlu apa kamu ke sini ?
Pendekar walang sangit : (kemudian duduk) saya lihat tadi ada kompeni yang datang ke rumah ini .. apa yang mereka lakukan ?
Ambu : oh iya tadi si mister menawarkan kerjasama dengan kami dan nanti kita akan bagi hasil dengan mereka
Pendekar walang sangit : hah apa kalian tidak salah ? mereka itu hanya memanfaatkan kalian sajah , dan mereka juga akan mengambil harta kalian juga
Ambu : kamu ini ngomong apaan sih ? sudah jangan ikut campur dengan urusan kami kamu itu tidak tahu apa-apa mendingan kamu pergi saja dari sini dasar walang sangit hama tanaman
Pendekar walang sangit : baiklah lihat saja kalian akan menyesal
Adegan 4
(musim panen pun tiba abah dan ambu pun segera memberikan hasil panenya kepada si Mr.daendels dan sesampai di rumahnya.......)
Abah & ambu : asalamualikuuuummm mister ooh mister (gaya upin ipin :D)
(Daendels dan Raflesia pun hanya diam dengan wajah judesnya)
Abah : mister ini hasil panen kita (sambil menumpahkan uang yang tadinya ada dalam kantong kresek)
Mr.Daendels : wawwww kita kaya darling (tanpa menghiraukan petani itu sambil memberkan uang itu kepada istrinya )
Rflesia : waaahh banyak sekali (sambil tertawa kegiragan melihat banyak uang )
Ambu : bagian kami mana ?
Rflesia : what ? bagian you ? nih bagian mu (sambil memberikan uang lembar per lembar ke jidat mereka )
Ambu : apa ini tidak salah ? ini tidak sesuai dengan yang ada di dalam surat perjanjian itu
Mr.Daendels : I don't care saya tidak peduli (sambil duduk tumpang kaki dengan menghisap rokok di mulutnya)
Ambu : kamu sungguh kejam ,kamu serakah,kamu mengambil harta kami kamuuu..
(kemudian Daendels pun memotong pembicaraan karena kesal dengan mennodongkan pistol ke kepala petani itu sedangkan raflesia menjambak rambut istri petani itu )
Raflesia & Daendels : dan sekarang kalian pergi dari sini ( sambil menjatuhkan petani itu ke lantai)
Adegan 5
(si petani pun pulang ke rumahnya sambil merengek-rengek kemudian pendekar walang sangit pun datang)
Pendekar walang sangit : kenapa kalian ?
Abah : belanda ituuuuu (masih sambil merengek )
Pendekar walang sangit : ada apa dengan belanda ?
Ambu : mereka mengambil hasil bagian kami mereka itu sangat serakah dan jahat (sambil menangis)
Pendekar walang sangit : saya bilang juga apa kalian tidak percaya sama omonganku sekarang kan sudah terjadi harus bagaimana lagi ? nasi sudah menjadi encer..
Ambu : (masih sambil menangis) maaf kami sudah tidak percaya pada omongan mu andai saja waktu itu kami mendengarkan omonganmu mungkin kami tidak akan menderita seperti ini ..
Pendekar walang sangit : sudahh sudaaaaaaaaahhh (sambil marah karena geli mendengar rengekan mereka)
Ambu : lalu harus bagaimana kita ?
Pendekar walang sangit : bagai mana kalau kitaaaaa .....
(Daendels danraflesia pun datang dengan memotong pembicaraan mereka)
Mr.Daendels : tunduk kaliann .. mulai sekarang kalian menjadi budak budak kami dan kalian juga harus patuh kepada kami kalau tidak kami akan hukum kalian semua .. dan kalian juga serahkan harta kalian miliki semuanya sekarang !
(petani dan pendekar pun menyerahkan hartanya kepada kompeni itu )
Raflesia : kalian juga tidak boleh pakai pakaian itu lagi dan pakailah ini (sambil melemparkan baju karung goni )
(mereka pun segera memakai baju karung goni itu)
Mr.Daendels : mulai sekarang kalian saya perintahkan membuat jalan dari beledug saaammpaai tanah abang (sambil pasang kaki gaya kuda-kuda)
Adegan 6
(rakyat indonesia pun membuat jalan dari beledug sampai tanah abang dan kemudian Raflesia pun datang menghampiri mereka dengan membawa jatah kerupuk miskin 3 bungkus untuk seminggu)
Raflesia : tuduk kalian berkumpulah menghadapku ...ini jatah kalian kerupuk miskin untuuukk seminggu (sambil melemparkan kerupuk itu)
Ambu : apa ini tidak salah ? kamu mau membunuh kami secara perlahan hah ?
(Raflesia pun tidak menghiraukannya kemudian langung pergi akan tetapi mereka menarik baju raflesia)
Raflesia : kalian berani sama saya ? dasar budak-budak bau
Abah,ambu &pendekar walang sangit : terus kita harus bilang wow gtu ?
Raflesia : kalian itu kamseupay iuwwhh (lngsung pergi meninggalkan mereka)
Adegan 7
Ambu : bagaimana ini ? kita tidak boleh terusterusan seperti ini ! kucel bau ihh ...
Pendekar walang sangit : iyah kita tidak boleh diam saja kita harus menyerang mereka
Abah : yah benar sekali kita harus melawan mereka ? kau lupa mereka mempunyai senjata buat membunuh kita kapan saja sedangkan kita punya kayu bakar itu juga buat memasak
Pendekar walang sangit : mmmmm bagaimana kalau kita membuat sebuah sebakan
Ambu : hah jebakan ? jebakan apa ? (dengan gaya chibi-chibi)
Abah : dan bagaimana caranya ? (dengan gaya chibi-chibi juga)
Pemdekar walang sangiit : bagaimana kalau kita membuat senapan buatan buat mancing koloni itu keluar dari kandangnya
Ambu : tapi membuat senapan buatan itu bagaimana ?
Pendekar walang sangit : mmmm kalian punya plastik tidak ?
Ambu : kalau tidak salah ada bekas membuat kolak .. tolong ambilkan bah ke belakang
Abah : (membawa plastik ke belakang kemudian diberikan kepada walang sangit)
Pendekar walang sangit : sekarang kalian tiup plastik-plastik ini
(abah dan ambu pun meniuo plastik itu sambil kelelahan
Ambu : tapi buat apa plastik-plastik ini ?
Pendekar walang sangit : ini yang saya bilang senapan buatan itu .. kalain diam diam saja dulu jangan berisik kalian siap ... dan 1 2 3 dooooorrrrr (mereka pun kaget dengan sura plastik itu)
Ambu : yah betul sekali dengan ini kita akan memancing koloni itu keluar dari markasnya..
Adegan 8
(perang pun sudah tiba dan rakyat indonesia telah mempersiapkannya dan senapan buatan itu di bunyikan dan koloni pun keluar dari markasnya )
Mr.Daendels : apa itu ? suaranya dari ladang persawahan ... darling ayo kita cek ke ladang dan tolong ambilkan senjata !
Raflesia : (membawakan senjata untuk Daendels)
(Daendels dan Raflesia pun tiba di ladang dan mereka agak keheranan )
Pendekar walang sangit : dimana mereka ?
Ambu : mereka berada dalam keadaan `0` derajat masih jauh
Pendekar walang sangit : yasudah kalian tidur saja dulu nanti saya bangunkan
(abah dan ambu pun ketiduran ,,daendels pun menjadi lebih dekat)
Pendekar walang sangit : bangun banagun coba lihat keberadaan mereka sudah dekat kalian siap ?
Abah & ambu : yah kami siap (lalu bangun dari tiarap )
Abah,ambu& pendekar : seraaaaaaaaaaaaaannggggggggggggggggggggggg
(perang pun dimulai dan akhirnya rakyat indonesia menang dalam perang ini dan kemudian Daendels pun meninggal dan Raflesia kini hanya sendiri dan pulang ke tempat asalnya Belanda dan akhirnya sampai sekarang Indonesia MERDEKA )
itulah drama buatan kelompok kami semoga terhibur dan bermanfaat :)